wargaPSHT. 7 Pendekar tingkat dua ialah seorang yang telah lulus menjadi warga PSHT dan melaksanakan pendidikan secara terus menerus selama sebelas tahun dan disahkan langsung oleh PSHT Pusat yaitu di Mediun Jawa Timur. 8 Hasil wawncara dengan mas Sunarji ketua umum PSHT cabang kudus pada hari minggu tanggal 30 Oktober 2016 jam 19.30- 21.00 WIB KetuaPSHT Ranting Masaran, Widodo, dengan tegas menolak upaya pembongkaran tugu perguruan silat yang ada di Sragen. Dia meminta kesepakatan terkait pembongkaran semua tugu perguruan silat di tingkat pengurus cabang dan jajaran Forkompinda Sragen ditinjau ulang. Sebab hal itu justru dianggap membuat resah warga PSHT di kalangan akar rumput. Halitu disampaikannya pada Wisuda Warga Tingkat I PSHT Cabang Lumajang di Gedung Madrasah Tsanawiyah Walisongo, Pasrujambe, Sabtu (22/08/2020) malam. "Jadilah pendekar yang bisa menjadi teladan bagi masyarakat, jadilah pendekar yang berbudi luhur, yang ringan tangan, jadilah pendekar yang unggul dan hebat, yang mudah beradaptasi dengan APPBIprediksi tingkat kunjungan ke mal naik jadi 80 persen di 2022. Joko Anwar isyaratkan ada "Pengabdi Setan 3" dengan sejumlah syarat. 3 Agustus 2022 08:07. Tiket konser siaran langsung BTS hampir ludes terjual. Ketua DPD RI ajak warga PSHT amalkan falsafah kehidupannya DASARDAN AZAS PSHT. menjadi warga SH yang matang ke-SH-anya tapi mentah pencaknya dari pada matang pencaknya tapi mentah ke-SH-annya. Ibarat pagar ke-SH-an ini adalah sarana untuk memagari. warga SH mengenai apa yang boleh dikerjakan warga dan apa yang tidak boleh dikerjakan. ke-SH-an ini sabagai alat pengontrol bagi warga SH dalum berbuat Anjangsanaperorangan yang lazimnya berlaku di lingkungan warga PSHT adalah kedatangan saudaranya yang muda ke kediaman (rumah) saudaranya yang lebih tua (sowan). Faedah dari anjangsana ini banyak , khususnya bagi saudara yang lebih muda antara lain : - Menambah ilmu / pengetahuan PSHT Pelajaran di dalam PSHT sulit untuk dilukiskan banyaknya. 1 Di utamakan warga tingkat II 2) Pernah menjadi pengurus cabang 3) Di usulkan oleh formatur dan parapatan cabang dan selanjutnya di tetapkan oleh Ketua Umum Pusat Pengurus cabang : 1) Khusus untuk ketua cabang : a). Warga tingkat II/Warga tingkat I dengan persetujuan Ketua Umum Pusat b). Dipilih dan di tetapkan oleh Ketua Umum Pusat Pasalnya Ketua Dewan PSHT syarat utamanya harus warga tingkat III. Sedangkan satu-satunya warga PSHT tingkat III, hanya Tarmadji, yang tidak pernah menurunkan ilmunya kepada warga tingkat II. "Anaknya (Bagus) belum menguasai jurus 17, sudah disyahkan menjadi warga PSHT Tingkat I. Setelah itu belum ada dua tahun, disyahkan menjadi warga h1nfan. Ayam Jago sebagai syarat untuk disahkan menjadi Warga Persaudaraan Setia Hati Terate PSHT tingkat I. Sehingga calon warga baru PSHT wajib mengikuti tes ayam jago yang dimilikinya sebelum pelaksanaan pengesahan/wisuda menjadi warga Setia Hati Terate PSHT Cabang Lampung Barat Lambar NIC 068 Pusat Madiun tahun ini telah selesai melaksanakan Tes Ayam Jago Calon Warga dengan jumlah sebanyak 666 dari sub cabang, ranting maupun Tes Ayam Jago dimulai dari Daerah Khusus Cabang DKC, Ranting Sukau, Lumbok Seminung dan Batu Brak di Padepokan PSHT Cabang Lambar, selanjutnya tes ayam jago di ranting-ranting Ayoolahraga-Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT merupakan organisasi pencak silat terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti dengan jumlah anggotanya berjumlah sekitar 50 juta Warga yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri. PSHT sendiri sangat berperan penting dalam memajukan pencak silat Indonesia. Seperti pada tahun 1948, PSHT bersama beberapa perguruan lain membentuk Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI. Oleh karena itu, PSHT menjadi salah satu dari 10 perguruan historis pendiri IPSI, hingga saat ini PSHT terus berkembang hingga memiliki banyak cabang yang tersebar di dalam negeri dan di luar negeri. Lantas bagaimanakah sejarah PSHT hingga menjadi organisasi pencak silat terbesar di Indonesia?, mari simak kisahnya berikut ini. Jika membahas tentang PSHT maka tidak akan lepas dari aliran pencak silat Setia Hati, Ki Ngabehi Soerodiwirjo Eyang Suro merupakan tokoh legendaris pendiri aliran pencak silat ini. Sejarah dan Kisah Perjalanan Eyang Suro Ki Ngabehi Soerodiwirjo lahir pada tahun 1876 di Surabaya, beliau merupakan putra sulung dari Ki Ngabehi Soeromihardjo. Eyang Suro yang lahir di keluarga terpandang dengan garis keturunan Batoro Katong di Ponorogo sedari kecil sudah memiliki otak yang cerdas serta kemauan yang keras. Pada usia 15 tahun beliau sudah bekerja menjadi seorang juru tulis, kemudian beliau juga pernah menimba ilmu di pondok pesantren Tebuireng di Jombang sekaligus mulai mempelajari ilmu beladiri pencak silat. Belajar Silat di Jawa Barat Perjalanan hidupnya yang terus berpindah-pindah mengantarkan beliau ke Bandung tepatnya di daerah Parahyangan pada tahun 1892. Bak sambil menyelam minum air, pada saat itulah Eyang Suro muda juga mempelajari ilmu pencak silat yang ada di Jawa Barat. Disana beliau mempelajari aliran silat Cimande, Cikalong, Cibaduyut, Ciampea dan Sumedangan. Selang setahun, tepatnya pada 1893 beliau pindah ke Batavia Jakarta dan kembali menambah khasanah keilmuan pencak silatnya. Belajar Silat di Betawi Eyang Suro sendiri mempelajari beraneka macam aliran silat Betawi, seperti Betawian, Kwitangan, Monyetan dan Toya. Lalu pada 1894, Eyang Suro pindah ke Bengkulu, namun pencak silat yang ada sama persis dengan daerah Jawa Barat. Belajar Silat di Sumatera Barat 6 bulan setelah itu, beliau pun merantau ke Sumatera Barat Padang, ternyata daerah Minangkabau tersebut menyimpan ilmu beladiri pencak silat yang sangat beragam. Bagai menemukan bongkahan berlian, beliau pun langsung mempelajari setiap aliran pencak silat Minangkabau tersebut. Seperti permainan Padang Pariaman, Padang Sidempuan, Padang Panjang, Padang Pesur, Padang Sikante, Padang Alai dan Padang Patarikan. Lalu bergeser sedikit di daerah Bukittinggi, beliau juga mempelajari permainan silat Orang Lawah, permainan Lintang, Solok, Singkarak, Sipei, Paya Punggung, Katak Gadang, Air Bangis dan Permainan Tariakan. Selain mempelajari permainan silat, Eyang Suro juga mempelajari ilmu kerohanian dari salah satu gurunya yaitu Datuk Rajo Batuah, dimana ilmu kerohanian tersebut hanya diajarkan kepada murid tingkat II. Belajar Silat di Aceh Setelah mendapat cukup banyak ilmu, beliau pun melanjutkan perjalanannya ke utara tepatnya di Banda Aceh. Disana beliau berguru dengan beberapa guru pencak silat seperti Tengku Achmad Mulia Ibrahim, Gusti Kenongo Mangga Tengah dan Cik Bedoyo. Eyang Suro akhirnya mendapat pelajaran permainan silat khas Aceh seperti Permainan Aceh Pantai, Kucingan, Bengai Lancam, Simpangan dan Turutung. Setelah keilmuan beliau sudah cukup lengkap, pada tahun 1902 Eyang Suro memutuskan kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai anggota Polisi berpangkat Mayor. Tidak lama, pada tahun 1903 beliau mendirikan sebuah perkumpulan bernama Sedulur Tunggal Kecer dengan permainan pencak silat bernama Joyo Gendilo Cipto Mulyo. Kemudian pada tahun 1917, beliau pindah ke Madiun dan mendirikan Persaudaraan Setia Hati di daerah Winongo, Madiun. Lahirnya Persaudaraan Setia Hati Terate Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang merupakan salah satu murid Eyang Suro di aliran pencak silat Setia Hati, meminta izin kepada sang Guru Besar untuk mendirikan pusat pendidikan pencak silat dari aliran Setia Hati tersebut. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh sistem kasta dalam mengajarkan ilmu pencak silat, dimana pada saat itu ilmu pencak silat hanya diajarkan bagi para kaum Bangsawan saja. Sehingga Ki Hadjar Hardjo Oetomo ingin agar rakyat biasa dan para pejuang kemerdekaan juga bisa mempelajari ilmu beladiri pencak silat. Kemudian, Eyang Suro menyetujui hal tersebut namun dengan syarat pendidikan tersebut harus memiliki nama yang berbeda. Hasilnya beridirilah Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club”atau SH PSC pada tahun 1922. Penentangan dari Beridirnya SH PSC Namun respon dari beberapa pihak mengenai berdirinya SH PSC ternyata kurang mengenakan. Beberapa pihak pengikut Setia Hati yang terhasut menyatakan jika SH PSC berdiri sebagai sebuah penghianatan terhadap aliran Setia Hati sehingga diberi nama “SH Murtad”. Karena menurut mereka SH PSC bukan termasuk penerus sah dari ajaran Setia Hati yang harus tergabung ke dalam SH Panti. Bukan hanya itu, Pemerintah Kolonial Belanda juga menentang keras berdirinya SH PSC karena akan mengancam kekuasaan Kolonial Belanda. Hasilnya Belanda pun menangkap Ki Hadjar Hardjo Oetomo dan memberi hukuman pembuangan di Jember, Cipinang dan Padang Panjang. Tidak tinggal diam, para anggota SH PSC terus mengembangkan ajarannya hingga pada tahun 1942. Perubahan Nama SH PSC Ke PSHT Soeratno Sorengpati yang dulunya adalah murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo mengganti nama SH PSC menjadi Setia Hati Terate. SH PSC yang dulunya yang masih bersifat perguruan dengan adanya guru besar, kini berubah menjadi bentuk organisasi modern dengan nama Setia Hati Terate. Perubahan sistem dan nama tersebut medapat kesepakatan bersama melalui kongres pertama di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1948. Setia Hati Terate atau Persaudaraan Setia Hati Terate pun langsung berkembang dengan konsep organisasi yang demokratis namun tidak meninggalkan tradisi-tradisi sistem perguruan terdahulu. Selanjutnya Kang Mas Soetomo Mangkoedjojo memangku jabatan sebagai ketua umum PSHT pertama sepeninggal Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Beberapa tahun kemudian, Mas Irsjad Murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo mendapat amanah menjadi ketua umum menggantikan Kang Mas Soetomo yang harus bertugas ke Surabaya. Pada masa kepemimpinan Mas Irsjad inilah diperkenalkan 90 jenis senam dasar, jurus dasar 1-4, jurus belati dan jurus toya. Seiring berjalannya waktu, tongkat kepemimpinan berpindah ke tangan Raden Mas Imam Koesoepangat, pada masa inilah terjadi pembaruan jurus untuk membedakannya dengan jurus Joyo Gendilo Cipto Mulyo yang milik SH Winongo. Pada era Raden Mas Imam Koesoepangat juga PSHT mulai menyebar ke seluruh nusantara bahkan mulai terkenal hingga ke luar negeri. Profil Persaudaraan Setia Hati Terate Berdasarkan sejarah berdirinya, PSHT lahir pada tahun 1922 dengan kantor pusat di Jalan Merak Nambangan Kidul, Kec. Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur. Ketua Umum PSHT saat ini adalah Kangmas Moerdjoko HW dan Kang Mas Issoebiantoro sebagai Ketua Dewan. Terpilihnya kedua tokoh besar PSHT tersebut merupakan hasil dari Parapatan Luhur 2021 yang juga telah menyelesaikan polemik yang terjadi belakangan ini. Pada saat ini PSHT sudah memiliki total 343 Cabang termasuk Cabang khusus di seluruh Indonesia dan luar negeri. Tujuan Persaudaraan Setia Hati Terate Seperti yang kita ketahui jika awal mula berdirinya SH PSC sebelum bernama PSHT adalah untuk melawan penjajah. Maka setelah itu PSHT terus berkembang dan memiliki tujuan mulia dengan makna yang lebih dalam lagi. Tujuan dari PSHT yaitu untuk mendidik manusia yang berbudi luhur, tau benar dan salah, serta bertaqwa kepada Tuhan YME. Pendidikan Dalam PSHT Pada dasarnya, pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate memiliki 3 kelompok pendidikan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pendidikan dalam PSHT meliputi pencak silat ajaran, pencak silat prestasi dan pencak silat beladiri praktis. Pencak silat ajaran merupakan materi yang sebagiannya harus ditempuh para siswa agar bisa disahkan menjadi warga resmi PSHT. Materi tersebut yaitu senam dasar, jurus dasar, senam massal, senam dan jurus toya, belati, kripenan dan silat seni tunggal, ganda atau beregu. Lalu kelompok pencak silat prestasi berfungsi sebagai sarana untuk mengikuti berbagai kejuaraan silat baik dalam lingkup lokal, nasional dan internasional. Ketiga ada pencak silat beladiri praktis, kelompok ini bertujuan untuk membekali para pesilat dengan teknik beladiri secara cepat dan efisien. Bukan hanya materi gerak pencak silat saja, PSHT juga mengajarkan kerohanian Setia Hati untuk mendekatkan manusia dengan sang pencipta dengan cara mengenal diri sendiri. Tingkatan Pada Pada Persaudaraan Setia Hati Terate Agar menjadi Warga atau anggota tetap PSHT, para siswa harus melalui 4 tahapan. Yaitu tahap sabuk Polos Hitam, Jambon Merah Muda, Ijo Hijau, Putih Kecil kemudian baru bisa melalui prosesi pengesahan dan menjadi Warga yang mengenakan Mori. Warga atau Pendekar PSHT juga terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu tingkat I Satrio, tingkat II Ngalindro, dan tingkat III Pandhito. Falsafah dan Semboyan PSHT Semboyan dalam Persaudaraan Setia Hati Terate adalah “Selama Matahari Terbit dari Timur dan Bumi Masih Dihuni Oleh Manusia, Selama Itu Pula Setia Hati Terate Abadi Jaya Selama-lamanya”. Selanjutnya ada juga Falsafah PSHT yang berbunyi “Manusia Dapat Dihancurkan, Manusia Dapat Dimatikan, Tetapi Manusia Tidak Dapat Dikalahkan Selama Manusia itu Masih Setia Pada Hati Nuraninya Sendiri”. Kata Mutiara PSHT Mulianya ajaran dalam pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate memunculkan banyak kata mutiara berupa falsafah Jawa. Berikut beberapa kata mutiara tersebut • “Ojo Rumongso Biso Ning Sing Biso Rumongso”. Makna Jangan merasa paling bisa namun harus bisa merasakan. • “Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dening Pangastuti”. Makna Segala sifat keras hati dan angkara murka dalam diri manusia akan hilang dan lebur dengan sifat lemah lembut dan hati yang sabar. • “Memayu Hayuning Bawono Ambrasto dur Angkoro”. Makna Manusia hidup harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak. • “Tego Larane, Ora Tego Patine”. Makna Tega melihat saudara kesakitan dalam memperbaiki diri namun tidak tega melihat kematian saudaranya. • “Sepiro Gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung Dadi Cubo”. Makna Sebesar apapun kesengsaraan jika mampu menerimanya dengan lapang dada maka hanya akan menjadi cobaan semata. • “Urip Iku Urup”. Makna Dalam menjalani kehidupan, manusia harus memberikan manfaat terhadap lingkungan dan sesama layaknya api hidup yang menerangi kegelapan. • “Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman”. Makna Jadilah manusia yang kuat dengan sifat tidak mudah heran, tidak mudah kecewa, tidak mudah kaget dan tidak boleh manja. • “Cilik Ora Kurang Bakal, Gede Ora Turah Bakal”. Makna Jangan sesekali meremehkan seseorang, karena yang kecil belum kekurangan ilmu dan yang besar belum tentu selalu kelebihan ilmu”. • “Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake”. Makna “Berjuang tanpa membawa massa, menang tanpa merendahkan dan mempermalukan”. • “Satrio Ingkang Pilih Tanding”. Makna Seorang pendekar harus mampu memilih lawan yang setara dengan dirinya, dan tidak akan menghadapi lawan yang lebih lemah darinya. Semua falsafah tersebut mengajarkan para manusia agar memiliki budi pekerti luhur dengan jiwa yang setia terhadap hati nurani sesuai ajaran dari pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate. - Baru-baru ini, PSHT tengah ramai menjadi perbincangan warganet dan masuk menjadi salah satu pencarian terbanyak dalam Google Trend pada hari Selasa 9/8/2022 pagi. Apa itu PSHT sebenarnya? Simak penjelasan tentang beberapa fakta PSHT berikut ini. Ramainya PSHT ini menyusul bentrok yang terjadi antara pengurus pencak silat dengan warga di Sukun Kota Malang, tepatnya pada hari Minggu 07/08/2022 dini hari yang kemudian menjadi viral di media sosial. Apa itu PSHT? Organisasi silat PSHT Persaudaraan Setia Hati Terate diketahui telah berusia satu abad. Dalam peringatan satu abad tersebut, juga dibarengi dengan dilakukan pengesahan warga baru PSHT. Banyak anggota PSHT yang melakukan konvoi pada saat pengesahan warga baru dan memperingati satu abad PSHT ini. Namun dalam aksi konvoi yang dilakukan di Malang Jawa Timur, anggota PSHT diduga terlibat bentrok dengan warga. Dilansir dari berbagai sumber, ada sebanyak tiga orang mengalami luka-luka akibat insiden yang terjadi tepatnya di Jalan Sudanco Supriadi itu. Baca Juga Tanggapi Tawuran di Jogja, Ketum PSHT Berikan Pernyataan Sikap Namun kabarnya, kericuhan tersebut telah berhasil teratasi, dan polisi telah menggelar rapat koordinasi dan mempertemukan perwakilan PSHT dengan perwakilan warga serta Aremania untuk duduk bersama. Bagi anda yang penasaran apa itu PSHT, simak beberapa faktanya berikut ini. Sejarah PSHT Dilansir dari laman PSHT merupakan sebuah singkatan tak resmi dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Singkatan resmi dari Persaudaraan Setia Hati Terate adalah SH Terate, di mana SH Terate didirikan oleh Ki Hajar Harjo Utomo pada tanggal 2 September 1922 silam di Desa Pilangbango, Kota Madiun. Itu artinya, pada tahun 2022 ini SH Terate akan genap berusia 100 tahun atau 1 Abad. Dikenal dengan nama resmi SH Terate, PSHT adalah 10 Perguruan Historis pendiri IPSI Ikatan Pencak Silat Indonesia pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta. Oleh karena itu, SH Terate ini mendapatkan kedudukan khusus dalam AD/ART IPSI, yaitu sebagai Perguruan Historis yang memiliki keanggotaan secara otomatis di pusat. Baca Juga Terlibat Bentrok dengan Brajamusti di Yogyakarta, Begini Sejarah PSHT dan Pendirinya Pendekar SH Terate Perlu diketahui, pendekar SH Terate disebut Warga SH Terate, di mana Warga SH Terate terdiri dari 3 tingkatan yaitu Warga SH Terate Tingkat 1, Warga SH Terate Tingkat 2, dan Warga SH Terate Tingkat 3. Di SH Terate tidak dikenal istilah guru dan murid seperti di perguruan silat lainnya, namun di SH Terate para "guru/pelatih" dipanggil dengan sebutan "mas/mbak pelatih". Sedangkan yang dilatih dipanggil dengan sebutkan "adik". Hal ini segaris dengan konsep Persaudaraan yang telah dianut oleh SH Terate. Siapapun yang ingin menjadi anggota PSHT atau SH Terate seseorang harus menjalani latihan terlebih dahulu. Setidaknya ada 4 tahapan yang harus dilalui seorang siswa SH Terate untuk menjadi Seorang Warga, yaitu Siswa Tingkat Sabuk Polos, Siswa Tingkat Sabuk Jambon, Siswa Tingkat Sabuk Hijau, dan Siswa Tingkat Sabuk Putih. Kemudian setelah melewati tahapan diatas, maka barulah seorang siswa dapat disahkan sebagai anggota PSHT atau Warga SH Terate. Tidak Hanya Pencak Silat Sebagai tambahan informasi, SH Terate tidak hanya mengajarkan pencak silat sebagai bela diri. Namun lebih dari itu, di SH Terate juga diajarkan olahraga, kesenian, kerohanian, dan tentunya juga tentang persaudaraan. Tujuan utama dari PSHT adalah Mendidik Manusia Berbudi Pekerti Luhur Tahu Benar dan Salah, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ikut memayu hayuning bawono. Masih dilansir dari sumber yang sama, saat ini PSHT di Ketuai oleh Kangmas Drs R Murjoko, HW dan Sekretaris Umumnya Kangmas Ir Tono Suharyanto. Selain itu, di organiasi SH Terate ada juga yang disebut Dewan Pusat, yaitu lembaga tertinggi organisasi yang bertugas untuk menjaga ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate. Seperti itulah penjelasan tentang beberapa fakta PSHT. Kontributor Rishna Maulina Pratama