Masalahkesetaraan jender akan terpusat terutama kepada bagaimana kita sebagai umat Allah dapat membedakan mengenai gambaran Deskriptif dan Perskriptif. Saat kita dapa memilah dan membedakan kedua hal tersebut kita akan dengan jelas dapat mengaitkan bahwa Alkitab dapat menjawab masalah feminisme dengan cara yang tepat.
Bagiankitab tersebut berisi tentang kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia. Perintah kasih itu bersifat universal, artinya berlaku untuk semua manusia di semua tempat. Apa yang disampaikan tersebut merupakan kutipan yang memperkuat pandangan terhadap keadilan ras dan etnis atau suku bangsa. Sementara itu, ada juga kutipan Alkitab yang
Lebihjelasnya, berikut ini beberapa ayat Alkitab tentang feminisme. 1. Kejadian 1:27. "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.". Dari sini jelas diungkapkan bahwa pada mulanya memang Allah menciptakan laki-laki dan perempuan.
Adabeberapa alasan mereka menuntut kesetaraan gender itu. Pertama, sebelum ke luar negeri, menikah ataupun meninggalkan penjara, perempuan wajib meminta izin dari ayah, saudara pria atau keluarga pria lainnya. Kedua, sejumlah pengusaha memerlukan persetujuan wali bagi karyawan perempuan. Begitu juga bagi mahasiswi di perguruan tinggi.
ayatayat yang menekankan kesetaraan gender seperti Kejadian 2: 24 dan Galatia 3: 28. Galatia 3: 28 berbunyi, "Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani,
Ras Etnis dan Gender dalam Pemahaman Alkitab. Dalam Roma 10:12, Rasul Paulus menulis, "Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.". Pernyataan Paulus ini tentu sangat mengejutkan orang pada waktu itu, mengingat orang
Diktrintentang kesetaraan gender sebenarnya sudah diungkapkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang menjadi fondasi utama bagi umat kristiani, baik secara eksplisit maupun implicit. Namun selama ini doktrin kesetaraan kurang tersosialisasikan dimasyarakat karena penafsiran yang patriarkis lebih fenomenal dibandingkan yang sebaliknya.
JendelaAlkitab. Harian; Mingguan; Multimedia. E-BRIEF; PODCAST; You can go to the HOMEPAGE. OUR LATEST POSTS. Meneropong Perjuangan Panjang Kesetaraan Gender. Komsos KWI-8 July 2022 0. Perempuan dan Laki-laki Dalam Gerakan Merawat Bumi Kembali Hadir Merawat Komsos KWI-5 July 2022 0. Rapat Pleno Sekretariat Gender Dan Pemberdayaan
3HBFwP8. Masalah gender bukan masalah baru. Masalah perdebatan gender dari para ahli dari waktu ke waktu mewarnai kehidupan manusia menentukan mana yang manusia ciptaan Allah dan mana yang tidak, bukan hanya terdapat antara seluruh makhluk ciptaan Allah tetapi terbawa sampai kepada pribadi manusia baik laki-laki maupun perempuan. Namun Alkitablah yang akan menjadi kunci jawaban bagi setiap pendapat manusia. Sehingga tidak lagi seorang pun mencari jalan untuk menentukan kebenarannya sendiri-sendiri. Sebab Alkitab dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru akan menyatakan kebenaran bahwa baik Laki-laki maupun perempuan adalah setara di hadapan Tuhan sebagai pencipta. Pada pembahasan ini penulis akan melakukan kajian mengenal kesetaraan Gender dalam perspektif Alkitab Pada bab terdahulu penulis telah memaparkan mengenai komunitas masyarakat Arfak secara global yang di dalamnya tercakup mengenai wanita. Adapun tujuan pembahasan dalam bab ini ialah untuk menemukan sebuah landasan biblikal yang merupakan kebenaran hakiki mengenai kesetaraan gender. Namun sebelum melakukan pembahasan secara alkitabiah, penulis akan melakukan kajian singkat berkenaan dengan isu gender yang terus berkembang dewasa ini. Di samping memberikan informasi, pemahaman ini juga guna membandingkan kebenaran yang ada dalam Alkitab. Tentu sebagai orang percaya haruslah mengakui legitimasi Alkitab sebagai otoritas kebenaran tertinggi. Apapun kebenaran yang diajarkan oleh Alkitab haruslah dilakukan secara mutlak sekalipun tembok-tembok budaya sangat menghalangi. Namun perlu dilakukan langkah-langkah dan strategi yang bijak agar tidak melahirkan konfrontasi negatif yang berakhir pada penolakan. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the SetiantoThe issue of Gender does not yet have a common ground. Women are always considered weak and helpless human beings. However, in some ethnic groups in Indonesia, the opposite is true. Men are deemed to have no value to women. This study aims to examine the concept of gender equality from a biblical perspective. As the primary source of teaching authority, the Bible provides a solid picture of gender equality. The research method used is exploratory qualitative. The results of the study state that the Bible consistently discusses the principle of gender equality. Because gender equality is essential, many activists voice this principle in the struggle for human rights. Therefore, viewing humans as the noblest created beings is the basis for this struggle for gender equality. Thus, opportunities and responsibilities in all aspects of life own by all humans and created by Martin SimanjuntakNiken Dewi PMarianus PattoraSetya Hadi NugrohoDalihan Na Tolu is a culture and philosophy of life of the Batak people. It is not only the kinship relationship contained in it but also as a driving force for the life order of the believers. In the Dalihan Na Tolu philosophy there is a relationship that needs to be evaluated in relation to social equality, namely the relationship between Hulahula and Boru. The perspective of Christian faith will complement the philosophy of Dalihan Na Tolu if it is built in the love and sacrifice of Christ, which is ultimately driven by love in the Dalihan Na Tolu philosophy. This study uses a qualitative literature approach, which uses descriptive methods, and analysis-argumentative. descriptive, analysis-interpretative, and argumentation-comparative. With the constructive comparative aid method, this study uses various literature sources, such as books, journal articles, and dissemination on web pages to gain new insights from the text being studied. The conclusion that can be drawn is that the theology of social equality in the perspective of Christian faith should complement the philosophy of Dalihan Na Tolu which centers on the love and sacrifice of Christ. The relationship between hulahula and boru is no longer seen as an order of law which implies a curse but rather as a local wisdom that enriches mission values to introduce the love of Christ through the Dalihan Na Tolu philosophy. Nunuk RinuktiA woman is more often become second-class citizens in terms of leadership. Although age has become the time of emancipation, however, in some sectors of life, a women have not got the right place and in accordance with nature. This also happens in church life. Many of the rules and procedures that the church does not provide flexibility for women to lead. There are many reasons, such as reasons for prohibiting the biblical text, up to a certain cultural reasons, including certain church culture that has not provided the opportunity for women to lead. Therefore, in this Tulsan authors highlight the role of women in the New Testament for the development of women's leadership in the church. Abstrak Perempuan atau wanita lebih sering menjadi warga kelas dua dalam hal kepemimpinan. Walaupun zaman ini telah menjadi zaman emansipasi, namun demikian di beberapa sector kehidupan, perempuan atau wanita belum mendapat tempat yang pas dan sesuai dengan kodratnya. Hal ini juga terjadi di dalam kehidupan bergereja. Banyak peraturan dan tata gereja yang tidak memberikan keleluasan bagi perempuan untuk memimpin. Ada banyak alas an, seperti alas an teks Alkitab yang melarang, sampai alas an budaya tertentu, termasuk budaya gereja tertentu yang belum memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memimpin. Oleh karena itu, dalam Tulsan ini penulis menyoroti peranan perempuan dalam Perjanjian Baru demi perkembangan kepemimpinan perempuan di dalam Epistles to the GatiansJames D G DunnDunn, James D. G. The Epistles to the Gatians. London Hendrickson Publishers, IPV New Testament Commentary SeriesG Walter GatianHansenGatian, G. Walter Hansen. The IPV New Testament Commentary Series. Disunting oleh Grant R. Osborne. Downer Grove, IL Intervarsity Press, VIP Application CommentaryM GataiansKnightGataians, M. Knight. The VIP Application Commentary. Grand Rapids Zondervan Publishing House, New Psychology of Women; GenderHilary M LipsLips, Hilary M. A New Psychology of Women; Gender, Culture, and Ethnicity 2003.MckayMcKay, a History of Western Society, Journal Islamia Republika 9 April 2009.
Sumber / 7 March 2021 Puji Astuti Official Writer Inilah 8 ayat Alkitab yang menentang LGBT lesbian, gay, bisexual, transgender. Kamu pasti tahu bahwa saat ini para pendukung dan mereka yang terlibat secara aktif di LGBT mulai terang-terangan mengumbar diri mereka di media, baik melalui TV atau Online. Alkitab jelas mencatat bahwa Tuhan menciptakan manusia adalah laki-laki dan perempuan. Itu adalah blue print alias cetak biru dari Tuhan mengenai kelangsungan hidup manusia di bumi. Perintah Tuhan jelas bahwa kita harus beranak cucu dan memenuhi bumi serta menaklukannya. Namun manusia menipu dirinya sendiri dan menjadi menyimpang dari rencana Tuhan. Jika kamu masih ragu apakah ada ayat Alkitab yang menyatakan menentang LGBT, ini adalah 8 ayat Alkitab yang Tuhan sudah berikan untuk menentang praktek lesbian, gay, biseksual dan transgender. 1 Kejadian 127-28 127 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 128 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Disana dikatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yaitu laki-laki dan perempuan. Tuhan memberi perintah yang jelas bahwa kita haris beranakcucu dan bertambah banyak. Apakah laki-laki dengan laki-laki bisa menghasilkan keturunan? Tentu saja tidak. Baca juga Apakah Seorang LGBT Bisa Disebut Sebagai Orang Kristen Dan Masuk Ke Dalam Kerajaan Sorga? 2 Kejadian 218-25 218 TUHAN Allah berfirman "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 219 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 220 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 221 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 222 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 223 Lalu berkatalah manusia itu "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku . Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." 224 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 225 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Penolong yang sepadan. Tuhan memberikan kepada Adam penolong yang sepadan yaitu Hawa, bukan Bambang atau Rudi. 3 Kejadian 194-5 194 Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. 195 Mereka berseru kepada Lot "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka. Konteks dalam ayat ini adalah bahwa masyarakat kota Sodom mereka menganut paham gay atau seks dengan sesama jenis. Hal itu terbukti saat malaikat yang datang di kota Sodom mereka hendak melakukan hubungan seks sesama jenis dengan para malaikat. Karena itulah Tuhan memusnahkan kota Sodom dan Gomora. Baca juga Haruskah Saya Menghadiri Pernikahan Gay Sahabat atau Keluarga Saya? 4 Imamat 1822 mencatat "Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian." Tuhan sudah jelas melarang persetubuhan laki-laki dengan laki-laki, demikian juga sebaliknya. 5 Markus 106-8 106 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 107 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 108 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Yesus sendiri mengatakan bahwa sejak awal dunia Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. 6 Imamat 2013 Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri. Perjanjian lama mengatakan bahwa hukuman untuk pelaku LGBT adalah hukuman mati. Baca juga LGBT Semakin Marak, Apa Penyebabnya? 7 Roma 125-27 125 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. 126 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. 127 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki , dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka Melakukan LGBT sama dengan melupakan pencipta kita dan bahkan karena itu Tuhan menyerahkan manusia kepada hawa nafsu dan semakin sesat. 8 Ibrani 134 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Tuhan mau kita menguduskan perkawinan dengan tidak melakukan kecemaran seperti yang dilakukan oleh kaum LGBT. BACA JUGA Apa Kata Alkitab Tentang Transgender? Apakah artikel ini memberkati? Jangan berhenti di kamu! Kamu bisa menjadi berkati bagi orang lain dengan membagikan artikel ini. Selain itu, kamu juga bisa bergabung bersama kami untuk memberitakan injil melalui dengan berdonasi. Berapapun donasi yang kamu berikan akan mendukung untuk terus memproduksi artikel dan video baru setiap harinya. Kabar baiknya, bagi kamu yang berdonasi sebesar setiap bulan, akan mendapatkan bonus berupa kaos atau mug selama persediaan masih ada. Jika kamu tergerak melakukan donasi, bisa mendaftarkan dirimu dengan klik DI SINI. Sumber Halaman 1